Berikut Bahaya Konsumsi Daging Babi Menurut Para Ahli Gizi
Kamis, 14 Mei 2020
Edit
Informasi terkait adanya daging babi yang diolah sedemikian rupa menyerupai daging sapi dijual bebas di Kabupaten Bandung beredar di sejumlah media sosial sejak Minggu (10/5/2020).
Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, ada dua warga Solo yang tinggal di Bandung mendapat kiriman daging babi dari Solo.
Kemudian mereka melakukan pengolahan daging babi tersebut menyerupai daging sapi dan meminta dua temannya untuk menjual daging tersebut ke beberapa daerah di Bandung.
Meski termasuk tindakan kriminal dengan cara penipuan ini, masyarakat menjadi resah lantaran daging babi ini dijual dengan harga yang setara dengan daging sapi.
Tak hanya itu, daging babi juga disinyalir merupakan salah satu sumber dari penyakit cacing pita.
Lantas, apa saja dampak yang terjadi saat mengonsumsi daging babi?
Menanggapi hal itu, Dosen Prodi Gizi Kesehatan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Harry Freitag mengungkapkan, daging babi dianggap berbahaya lantaran ada potensi terinfeksi cacing pita.
“Jadi, daging babi memiliki risiko tinggi mengandung parasit Trichinella spiralis atau roundworm, Taenia solium atau tapeworm, dan Toxoplasma gondii,” ujar Harry saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/5/2020).
Menurutnya, pada daging babi memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan daging lainnya.
Meskipun hal ini bergantung pada negara, infeksi cacing ini juga dapat dideteksi di negara maju.
Adapun negara maju yang banyak mengonsumsi daging babi yakni Amerika maupun Eropa.
Di dua negara ini juga sering dilakukan infeksi produk-produk daging babi guna mengontrol jumlah daging babi dengan cacing.
Meski begitu, Harry mengungkapkan bahwa seiring semakin modernnya zaman, kasus cacing pita pada babi ini mulai berkurang.
Salah satu upaya yang dapat dicegah yakni dengan memasak daging tersebut hingga benar-benar matang.
“Oleh karena itu, cara pengolahannya harus tepat salah satunya adalah dimasak dengan benar-benar matang,” kata dia.
Penjelasan Dokter Gizi KlinikTidak hanya itu, dokter spesialis gizi klinik dari Mpchtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital, Jakarta Selatan, dr Inge Permadhi juga mengungkapkan hal serupa terkait bahaya mengonsumsi daging babi.
“Daging babi juga berisiko menyebabkan infeksi parasit (parasitnya berupa cacing pita dan cacing Truchinella spiralis), sehingga tidak boleh dikonsumsi mentah atau setengah matang,” ujar Inge saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Rabu (13/5/2020).
Inge juga mewajibkan agar tidak terkena infeksi dari parasit, sebaiknya daging harus dimasak matang.
Hal inilah yang membedakan antara daging babi dengan daging sapi. Menurut Inge, daging sapi dapat dimakan setengah matang atau mentah.
Terkait penyakit yang disebabkan oleh cacing pita, dokter spesialis ahli gizi, DR dr Samuel Oetoro menjelaskan, ada sejumlah gejala yang timbul bagi seseorang yang terinfeksi parasit cacing pita.
“Ia akan susah gemuk, dan kekurangan sel darah merah,” ujar Samuel kepada Kompas.com, Rabu (13/5/2020).
Selain itu, Samuel mengungkapkan, infeksi parasit cacing pita ini umumnya terjadi pada anak-anak, dan sangat jarang dialami oleh orang dewasa.
Sumber: kompas.com