Menurut Penelitian, Sifat Pemarah Sang Anak itu Diturunkan dari Ayahnya

  Sifat anak memang diturunkan dari orangtuanya. Ada pepatah “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, dimana artinya anak pasti punya kemiripan baik dari segi fisik maupun sifat yang diturunkan oleh orang tuanya.



Dari segi fisik, memang jelas seperti yang kita pelajari saat pelajaran biologi dulu, bahwa warna kulit, rambut, bentuk wajah, perawakan, dan ciri lainnya akan diturunkan secara genetik.

Dilansir dari halaman Klikdokter (18/5/2020), untuk sifat tertentu, seperti watak dan karakter misalnya, masih belum jelas bagaimana pola penurunannya.

Namun, ada sebuah penelitian yang menyatakan, katanya sifat anak yang pemarah ini diturunkan oleh orang tua, terutama oleh ayah. Benarkah demikian? Simak penjelasannya di bawah ini.

Sifat seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor genetik, keseimbangan neurotransmitter pada sistem saraf, serta faktor hormon yang memengaruhi pembentukan sifat seseorang.

Tidak kalah penting, faktor eksternal berupa pola asuh, pergaulan, pengalaman hidup, dan riwayat trauma juga dapat memengaruhi pembentukan sifat, karakter, serta kepribadian seseorang
Proses membentuk sifat pada masa anak-anak sangat penting dibentuk dengan baik, karena setelah dewasa akan sulit mengubah sifat dan karakter seseorang. Salah satu sifat seseorang yang harus diperhatikan adalah temperamen atau pemarah. Ketika pada masa kanak-kanaknya seseorang sudah memiliki sifat tersebut, nantinya akan susah dikendalikan atau diubah pada kehidupan dewasa.

Tidak hanya itu, sifat pemarah seseorang akan berdampak buruk nantinya. Ada banyak teori dan kesimpulan yang menyatakan bahwa sifat pemarah seorang anak, diturunkan oleh ayahnya. Untuk membuktikan hal ini, sebuah penelitian di Amerika Serikat pada tahun 2006, meneliti 175 anak yang terdiri dari 97 laki-laki dan 78 perempuan, usia mereka rata-rata 11 tahun.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sifat pemarah anak dipengaruhi oleh sifat pemarah orang tua. Hal ini disebabkan karena adanya interaksi yang intens antara orang tua dalam kehidupan anak. Anak melihat dan meniru tingkah laku yang dilihat dalam kehidupan keluarganya.

Jika orang tua menunjukkan sifat pemarah dan temperamen, maka hal tersebut akan membekas dalam otak anak. Ke depannya, anak akan menunjukkan sifat yang sama kepada orang lain, misalnya kepada teman dalam pergaulannya.

Penelitian ini juga membandingkan seberapa kuat pengaruh sifat ibu dan ayah yang akan menurun kepada anaknya. Hasilnya menyatakan, bahwa sifat ayah yang pemarah, lebih berpengaruh dibandingkan dengan sifat ibu pemarah. Jika ditanya mengapa, memang belum ada alasan jelasnya, karena masih dibutuhkan penelitian lanjutan.

Nah, hasil penelitian ini merupakan “kode keras” bagi para ayah untuk lebih bisa mengendalikan sifat pemarahnya jika tidak ingin anaknya kelak punya sifat yang sama. Jika ayah sulit mengontrol sifat pemarah, paling tidak jangan menunjukkan amarah tersebut di depan anak

Sifat ayah yang pemarah biasanya juga akan menerapkan pola asuh yang otoriter. Di mana anak harus mengikuti semua peraturan yang diterapkan dan akan diberi hukuman jika anak tidak mengikutinya.

Pola asuh tersebut tidak baik, karena akan membuat anak memiliki rasa percaya diri yang rendah. Selain itu, pola asuh ini berisiko menyebabkan anak melampiaskan emosi tidak ke tempat yang tepat.

Demikian informasi ini kami sampaikan. Kami hanya menyajikan berita dan informasi terkini yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya. Jangan lupa like dan share


sumber : klikdokter.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel