4 Warga Boyolali Kena Teror Corona, Telanjur Buka Kain Kafan & Mandikan Jenazah Positif Covid-19
Selasa, 19 Mei 2020
Edit
Setidaknya ada empat warga Boyolali kena teror Corona setelah tak sengaja buka kain kafan dan mandikan jenazah pasien positif covid-19.
Mereka wajib diagendakan untuk menjalani tes swab.
Tes swab itu guna memastikan penularan virus kepada 4 orang tersebut.
Kejadian itu berawal saat pemulasaraan seorang warga Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.
Proses itu tidak menggunakan protokoler kesehatan Covid-19 yang dianjurkan pemerintah.
Adapun hasil swab PCR warga tersebut baru keluar selang dua hari setelah pemulasaraan dan menunjukkan hasil positif Covid-19.
Akibatnya, sebanyak kurang lebih 19 orang kini menjalani karantina mandiri dan sedang menanti giliran uji rapid test serta swab PCR.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina menyampaikan warga tersebut sempat dirawat Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta.
"Itu orang asal Sambi, tapi posisinya tinggal di Jakarta, tanggal 11 Mei 2020 itu sakit kemudian diperiksakan di poliklinik daerah sana," jelas Ratri kepada TribunSolo.com, Senin (18/5/2020).
"Setelah itu, 13 Mei 2020, fisiknya menurun, kemudian 14 Mei 2020 meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit," imbuhnya membeberkan.
Ratri menuturkan warga tersebut belum berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) saat dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Dari Jakarta statusnya tidak PDP terus langsung di bawa ke Boyolali untuk dimakamkan," tuturnya.
Sebanyak kurang lebih 19 orang menghadiri acara pemulasaraan warga tersebut, termasuk di antaranya anak-anak.
"Sekitar ada 19 orang yang datang, dan yang membuka jenazahnya hanya 4 orang, yang menyaksikan ada anggota keluarga juga anak-anak," kata Ratri.
Selang dua hari pemulasaraan, tepatnya 16 Mei 2020, hasil tes swab PCR warga tersebut keluar dan menujukkan hasil positif Covid-19.
Keluarga yang sempat menghadiri proses pemulasaraan langsung menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
"Sekarang mereka dalam karantina semuanya, sejak 17 Mei 2020 setelah adanya surat yang menyatakan yang meninggal positif," jelas Ratri.
Data Corona
Update Corona 18 Mei 2020, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyatakan masih ada penularan virus corona di masyarakat yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kembali bertambah.
Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (18/5/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 496 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan kini secara akumulatif ada 18.010 kasus Covid-19, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Hal ini diungkapkan Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Senin sore.
"Untuk konfirmasi Covid-19 positif naik 496 orang, sehingga menjadi 18.010 orang," ujar Yurianto.
Data pemerintah memperlihatkan, dari 18.010 kasus positif, ada 17.764 yang diperiksa dengan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).
Selain itu, 246 kasus positif lainnya dipastikan berdasarkan pemeriksaan tes cepat molekuler.
Data yang sama memperlihatkan bahwa ada penambahan 195 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh dalam sehari.
Mereka sudah diperiksa dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan hasilnya memperlihatkan dua kali negatif virus corona.
Dengan demikian, total ada 4.324 pasien yang sembuh setelah sempat dinyatakan mengidap Covid-19.
Akan tetapi, kabar duka masih melanda Indonesia dengan masih adanya penambahan pasien Covid-19 yang tutup usia.
Ada penambahan 43 pasien Covid-19 yang meninggal dalam periode 17 - 18 Mei 2020.
"Sehingga (totalnya) menjadi 1.191 orang," ujar Achmad Yurianto.
Data PDP dan ODP
Yurianto juga memaparkan bahwa hingga saat ini kasus Covid-19 sudah tercatat di 389 kabupaten/kota dari seluruh provinsi di Indonesia.
Data pemerintah juga memperlihatkan bahwa hingga saat ini ada 45.047 orang dalam pemantauan.
Selain itu, ada 11.422 orang yang berstatus pasien dalam pengawasan.
Namun, kali ini data pemerintah tidak memperlihatkan penambahan jumlah ODP dan PDP dalam sehari.
Data Spesimen
Pemerintah memperlihatkan upaya untuk meningkatkan kapasitas tes Covid-19 dengan menambah laboratorium.
Sudah ada 66 laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan berbasis PCR.
Selain itu, ada juga 10 laboratorium yang menggunakan metode tes cepat molekuler (TCM).
Sejauh ini, Indonesia sudah melakukan pemeriksaan 190.660 spesimen dari 143.035 orang yang diambil sampelnya.
Dari 190.660, ada 189.575 spesimen yang diambil dengan metode real time PCR dan 1.085 dengan TCM.
Adapun, dari 143.035 orang yang diperiksa, hasilnya ada 18.010 orang yang positif dan 125.025 orang yang negatif virus corona.
Mereka wajib diagendakan untuk menjalani tes swab.
Tes swab itu guna memastikan penularan virus kepada 4 orang tersebut.
Kejadian itu berawal saat pemulasaraan seorang warga Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.
Proses itu tidak menggunakan protokoler kesehatan Covid-19 yang dianjurkan pemerintah.
Adapun hasil swab PCR warga tersebut baru keluar selang dua hari setelah pemulasaraan dan menunjukkan hasil positif Covid-19.
Akibatnya, sebanyak kurang lebih 19 orang kini menjalani karantina mandiri dan sedang menanti giliran uji rapid test serta swab PCR.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina menyampaikan warga tersebut sempat dirawat Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta.
"Itu orang asal Sambi, tapi posisinya tinggal di Jakarta, tanggal 11 Mei 2020 itu sakit kemudian diperiksakan di poliklinik daerah sana," jelas Ratri kepada TribunSolo.com, Senin (18/5/2020).
"Setelah itu, 13 Mei 2020, fisiknya menurun, kemudian 14 Mei 2020 meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit," imbuhnya membeberkan.
Ratri menuturkan warga tersebut belum berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) saat dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Dari Jakarta statusnya tidak PDP terus langsung di bawa ke Boyolali untuk dimakamkan," tuturnya.
Sebanyak kurang lebih 19 orang menghadiri acara pemulasaraan warga tersebut, termasuk di antaranya anak-anak.
"Sekitar ada 19 orang yang datang, dan yang membuka jenazahnya hanya 4 orang, yang menyaksikan ada anggota keluarga juga anak-anak," kata Ratri.
Selang dua hari pemulasaraan, tepatnya 16 Mei 2020, hasil tes swab PCR warga tersebut keluar dan menujukkan hasil positif Covid-19.
Keluarga yang sempat menghadiri proses pemulasaraan langsung menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
"Sekarang mereka dalam karantina semuanya, sejak 17 Mei 2020 setelah adanya surat yang menyatakan yang meninggal positif," jelas Ratri.
Data Corona
Update Corona 18 Mei 2020, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyatakan masih ada penularan virus corona di masyarakat yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kembali bertambah.
Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (18/5/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 496 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan kini secara akumulatif ada 18.010 kasus Covid-19, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Hal ini diungkapkan Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Senin sore.
"Untuk konfirmasi Covid-19 positif naik 496 orang, sehingga menjadi 18.010 orang," ujar Yurianto.
Data pemerintah memperlihatkan, dari 18.010 kasus positif, ada 17.764 yang diperiksa dengan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).
Selain itu, 246 kasus positif lainnya dipastikan berdasarkan pemeriksaan tes cepat molekuler.
Data yang sama memperlihatkan bahwa ada penambahan 195 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh dalam sehari.
Mereka sudah diperiksa dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan hasilnya memperlihatkan dua kali negatif virus corona.
Dengan demikian, total ada 4.324 pasien yang sembuh setelah sempat dinyatakan mengidap Covid-19.
Akan tetapi, kabar duka masih melanda Indonesia dengan masih adanya penambahan pasien Covid-19 yang tutup usia.
Ada penambahan 43 pasien Covid-19 yang meninggal dalam periode 17 - 18 Mei 2020.
"Sehingga (totalnya) menjadi 1.191 orang," ujar Achmad Yurianto.
Data PDP dan ODP
Yurianto juga memaparkan bahwa hingga saat ini kasus Covid-19 sudah tercatat di 389 kabupaten/kota dari seluruh provinsi di Indonesia.
Data pemerintah juga memperlihatkan bahwa hingga saat ini ada 45.047 orang dalam pemantauan.
Selain itu, ada 11.422 orang yang berstatus pasien dalam pengawasan.
Namun, kali ini data pemerintah tidak memperlihatkan penambahan jumlah ODP dan PDP dalam sehari.
Data Spesimen
Pemerintah memperlihatkan upaya untuk meningkatkan kapasitas tes Covid-19 dengan menambah laboratorium.
Sudah ada 66 laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan berbasis PCR.
Selain itu, ada juga 10 laboratorium yang menggunakan metode tes cepat molekuler (TCM).
Sejauh ini, Indonesia sudah melakukan pemeriksaan 190.660 spesimen dari 143.035 orang yang diambil sampelnya.
Dari 190.660, ada 189.575 spesimen yang diambil dengan metode real time PCR dan 1.085 dengan TCM.
Adapun, dari 143.035 orang yang diperiksa, hasilnya ada 18.010 orang yang positif dan 125.025 orang yang negatif virus corona.
Sumber : tribunews.com